Menukil dari runtunan tausiyah para ustadz yang memahami sejarah Palestina, disajikan dalam storytelling. Dimulai dari persekusi Raja Ramses II (Fir'aun laknatullah):
Pada zaman Nabi Musa mereka adalah Bani Israil, belum disebut Yahudi dan masih dalam keadaan muslim, Nabi Musa dan Nabi Harun menuntun mereka, melarikan diri dari kejaran Fir'aun hingga ke kawasan Gunung Sinai.
Bani Israil lalu dititipkan ke Nabi Harun, karena Nabi Musa ingin meminta petunjuk dari Allah di Gunung Sinai. Setelah mendapat petunjuk Taurat di gunung, akhirnya Nabi Musa turun membawa pesan Allah yang menunjukkan jalan untuk kaum Bani Israil. Petunjuk itu adalah tanah yang dijanjikan, di sebelah timur Sinai (yang sekarang adalah Palestina).
Namun di sana bercokol kaum Filistin yang berukuran sangat besar, kasar, dan menakutkan. Bani Israil pun enggan menuruti wahyu Allah tersebut, yang memerintahkan mereka menduduki tanah yang diduduki raksasa tersebut. Padahal Allah telah memastikan kemenangan bagi Bani Israil bila mereka siap mengusir bangsa tersebut.
Kaum Bani Israil malah menyuruh Nabi Musa dan Harun untuk menaklukkan kaum Filistin tersebut, dengan modal bantuan Allah. Lantas Allah murka dengan kekurangajaran Bani Israil tersebut, lalu membiarkan Bani Israil tersesat dan diperbudak di muka bumi selama 40 tahun.
Hingga akhirnya turunlah kenabian selanjutnya yakni Nabi Daud yang berhasil mengalahkan kaum Filistin tersebut. Usai memenangkan pertarungan, Nabi Daud membuat kerajaan Israil Raya. Di sanalah Bani Israil berkembang hingga menjadi 12 keturunan yang hidup tentram hingga di zaman Nabi Sulaiman.
Yahudi
Sepeninggalan Nabi Sulaiman, 12 keturunan Bani Israil pecah. Dari 12 itu 10 membuat kerajaan baru dan 2 klan diantaranya membuat agama baru yakni agama yahudi. Allah kemudian kembali murka, dan mengirim bangsa Babilonia dengan pemimpinnya Nebukadnezar.
Babilonia ini yang kemudian menghancurkan belasan klan kerajaan Bani Israil tersebut di Isail Raya, sehingga mereka tidak memiliki tempat tinggal dan tersebar ke seluruh dunia.
Allah membiarkan 2 klan: Yehuda dan Benjamin, yang akhirnya kemudian membuat ajaran zionis. Ajaran yang dibuat dari mencari-cari apa yang telah dimusnahkan Nabi Sulaiman (salah satu tugas Nabi Sulaiman adalah memusnahkan ilmu sihir di dunia). Banyak kitab ilmu hitam yang dikubur Nabi Sulaiman di bawah Masjidil Aqsa.
Para kaum zionis akhirnya berupaya menggali 'harta' peninggalan Nabi Sulaiman tersebut ke bawah Masjidil Aqsa. Mereka percaya bila kitab ilmu hitam tersebut berhasil dikumpulkan, mereka bisa menguasai dunia. Salah satu yang dijadikan acuan para zionis, berbasis kepada keyakinan ilmu hitam tersebut adalah Kitab Talmud.
Kaisar Augustus | Foto: www.history.com |
Klan Yehuda dan Benjamin akhirnya berhasil menduduki kawasan Baitul Maqdis atau Al Quds hingga beberapa tahun lamanya. Namun kemudian, datanglah bangsa Romawi dengan Kaisar Augustus, yang membawa prajurit untuk menduduki Al Quds. Mereka menghancurkan Yahudi yang ada di dalamnya.
Namun kemudian, oleh khalifah Umar bin Khattab, kunci Baitul Maqdis direbut dengan cara yang sangat elegan dari tangan kerajaan Romawi-Bizantium. Sejak itu, kehidupan antar agama di Baitul Maqdis berlangsung sangat harmonis.
Hingga akhirnya kembali pecah, karena intrik politik di dalam umat Islam itu sendiri, Baitul Maqdis kembali jatuh ke tangan Ksatria Perang Salib. Selanjutnya muncul Salahuddin al Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis dan Al Quds.
Pasca kedigdayaan Salahuddin, kepentingan di internal politik umat Islam masih mengganggu Baitul Maqdis, hingga akhirnya Allah datangkan Sultan Mehmed II atau Muhammad al Fatih meneruskan khilafah Islamiyah.
Sejak itulah Baitul Maqdis berada di tangan kepemimpinan umat Islam. Sayangnya, umat Islam kembali terpecah mulai Perang Dunia I dan menjadi negara sendiri-sendiri. Hal itu membuat Baitul Maqdis kembali dikuasai Yahudi, hingga saat ini.
No comments:
Post a Comment