Sumpah Perjuangan Kampung Adat Cirendeu


Sakit hati rasanya melihat para penjajah itu makan nasi. "Kami yang tanam, kami yang jaga, kami panen, tapi mereka dan para kaum penjilatnya yang menikmati seluruh hasil terbaik kami. Sementara kami hanya dapat segenggam dari sisanya saja," begitulah setidaknya ungkapan Kang Ogi ketika ditanya apa maksud penduduk Cireundeu, Cimahi tidak makan nasi.

Dari makna itu, dapat kita lihat bersama bahwa mereka tidak ingin terlibat dengan segala bentuk hal yang berkaitan dengan nasi. Baik menanam padi, hingga mengonsumsinya. Mereka justru memilih mengambil khasiat singkong, bahkan singkong racun pun bisa mereka jadikan sumber makanan pengganti nasi. 

Sejak itulah perjuangan penduduk Kampung Cireundeu berubah. Dalam bertahan hidup sekaligus melawan penjajah hingga datang Hari Kemerdekaan, mereka bersumpah untuk tidak mengonsumsi nasi. Itu adalah bentuk pernyataan sikap perlawanan mereka terhadap kaum penjajah. Dan sumpah perjuangan itu, tetap mereka pegang teguh hingga kini. Inilah Kampung Adat Cireundeu yang keren.





Kampung-kampung adat yang mengusung kearifan lokal dalam ketahanan pangan sudah seharusnya didukung kemajuannya oleh semua pihak. Karena ketahanan pangan adalah isu paling krusial di masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.

No comments:

Post a Comment