Menyeruput kopi specialty sudah menjadi gaya hidup kaum urban. Tak aneh jika kedai-kedai kopi premium di jantung kota menawarkan beragam pilihan bagi para pencinta kopi. Kaya Coffee Bengkulu salah satunya. Gerai itu berdiri persis di sudut kompleks perkotaan di Jl Nusa Inda, Ratu Agung, Kota Bengkulu. Perlu sedikit usaha untuk menemukan kedai ini. Mata harus jeli benar mendapati stiker yang tertera pada kaca kedai. Hanya label yang menandai keberadaan kedai Kopi Gading Cempaka dengan papan logo khasnya yang berlambangkan KGC (Kopi Gading Cempaka).
Namanya yang khas mencirikan identitas nama yang melegenda di Bengkulu, yakni Putri Gading Cempaka. Asal mula kopi ini bermula dari nama Kopi Gading di Desa Aur Gading, Kabupaten Bengkulu Utara. Kopi Gading sudah melegenda sejak era penjajahan Belanda, tahun 1920. Namun sejak Belanja angkat kaki dari desa itu, Kopi Gading berhenti produksi karena masyarakat sibuk dengan perjuangan kemerdekaan.
Foto milik Google Maps |
Nama Desa Aur Gading merupakan desa tertua Suku Rejang di Bengkulu Utara. Mayoritas masyarakat di situ adalah petani kopi. Kopi menjadi komoditi unggulan di daerah itu, selain sudah memiliki nama historis, pertanian kopi di Aur Gading cukup bagus karena memiliki ketinggian 700-800 mdpl. Perkebunan kopi rata-rata berada di bawah dan sepanjang Bukit Barisan yang disebelahnya merupakan Kabupaten Kapahiang (800-1200 mdpl) dan Kabupaten Rejang Lebong (800-1300 mdpl) yang juga saat ini menjadi pemasok bahan Kopi Gading Cempaka.
Kedai ini menambah panjang daftar perbendaharaan kopi kita. Bagaimana tidak, selain menawarkan kopi lokal dari Bengkulu, Kedai Kopi Gading Cempaka juga menawarkan biji kopi yang berbeda setiap harinya. Tak hanya dari kebun-kebun di pelosok Nusantara, tapi juga dari mancanegara dengan cita rasa yang premium. "Kami ingin penikmat kopi mengeksplorasi rasa," ujar Pemilik Usaha.
Kopi Gading Cempaka bergerak dalam usaha produksi dan jual beli kopi bubuk (ground coffee), biji kopi (green bean), biji sangrai (roasted bean) baik jenis kopi Robusta ataupun Arabika. Tanpa basa-basi, saya langsung memesan dua varian kopi. Pesanan pertama adalah machiatto. Pilihan saya jatuh pada biji kopi lokal untuk dijadikan minuman kopi ini. Secangkir kecil kopi itu dibanderol Rp 25 ribu.
Saat menyeruput, ada cita rasa peanut yang dominan. Ada juga sedikit rasa jeruk yang cenderung asam. Adapun untuk minuman kedua, saya memilih yang impor, yaitu black coffee, yang bubuknya dari biji kopi Guatemala. Harga secangkir kopi itu adalah Rp 30 ribu. Untuk pesanan kedua ini, Kopi Gading Cempaka memberi espresso sebagai minuman pendamping.
Dalam black coffee Guatemala, tercium aroma fruity yang kuat. Tingkat keasamannya sedang. Berbeda dengan espresso yang jauh lebih asam. Bila tak sanggup mencicipi kopi dengan tingkat keasaman tinggi, espresso ini bukanlah pilihan yang tepat.
Selain kopi, Kopi Gading Cempaka menyediakan makanan ringan sebagai pendamping. Ada croissant, klapertaart, dan banana bread. Saya mencoba pilihan terakhir yang cita rasa pisangnya begitu kuat dan manis. Nama kudapannya tak menipu, tapi harganya mahal. Seiris banana bread dibanderol Rp 25 ribu.
Foto milik Google Maps |
Sebagai kedai kopi, area Kopi Gading Cempaka sangat luas dengan kapasitas kurang-lebih 50 pengunjung. Interior desainnya didominasi oleh material kayu, yang dipadu dengan tembok bata yang dibiarkan telanjang tanpa plester semen.
Untuk ukuran kedai kopi, Kopi Gading Cempaka sangat bisa dinikmati para 'human malem' yang ingin memiliki tongkrongan sampai larut malam. Jam operasional kedai adalah pukul 08.00-11.45 WIB. “Saya sangat sering berkunjung dengan teman-teman hanya untuk menikmati kopi premium di kedai kopi gading cempaka ini, ditambah lagi kedai ini sangat cocok buat kami yang sering jalan larut malam”, ujar salah satu pengunjung kedai.
Pelayanan yang ramah dan kondisi kedai yang sangat bagus membuat para pengunjung sangat menyukai dan bahkan banyak pengunjung sering bolak-balik ke kedai hanya untuk meluangkan waktunya sebagai pecinta kopi abadi. Untuk menjawab era pasar digital dan persaingan global, produk Kopi Gading Cempaka dipasarkan secara online melalui website, media sosial dan toko online.
UKM Kopi Gading Cempaka juga membuka peluang kerja dengan menjadi reseller dengan tanpa syarat dan ketentuan khusus bagi yang minat menambah penghasilan tanpa harus mengganggu aktivitas
rutin. Untuk diketahui, produk Kopi Gading Cempaka saat ini menjadi menu utama di Hotel Santika Bengkulu dan beberapa Kafe di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur (Madura, Surabaya, dan Malang) dan Pekanbaru Riau.
Reru Dharmastiawan Palentino (Mahasiswa IPB University, Peserta Storytelling Workshop)
No comments:
Post a Comment